SEIRING USIA yang terus melaju. Aku kadang merasa fisikku sudah tak setangguh dulu. Begitu juga dengan belajar, sepertinya otakku sudah tak selancar dulu untuk memahami dan menguasasi ilmu baru.

Pernah merasa seperti itu kan? Bilangan usia kita jadikan alasan untuk bersembunyi. Ya, sengaja aku beri tanda tebal untuk menegaskan itu hanya ilusi yang kita ciptakan sendiri.

Aku akhirnya mengoreksi cara pandang seperti itu. Bukan usia yang membuat kita tak sanggup lagi, melainkan kita mengaku kalah dengan bisikan rasa nyaman yang ingin menikmati masa santai.

Aku punya dua pengalaman yang membuatku yakin bahwa persepsi bertambahnya usia tidak boleh jadi alasan untuk merasa tak sanggup lagi.

Pertama, beberapa tahun terakhir aku berniat punya olah raga rutin. Aku putuskan lari adalah olah raga yang akan aku jalani. Ternyata memulai lari itu, amboi… betapa sulit rasanya. Kaki, tubuh, dan otak sudah tak lagi selaras. Aku merasa sudah terlalu tua untuk berlari lagi karena sudah tak sanggup melakukan “perlarian”, bahkan cenderung tersiksa.

Tapi, perlahan aku coba membenahi diri. Mulai dari me-reset sikap mental, membiasakan diri dengan disiplin, dan mempraktikkan anjuran untuk pelari pemula. Btw, sebenarnya kita bukanlah pelari pemula. Kita hanya ingin mencoba berlari kembali setelah begitu lama meninggalkannya karena terlalu nyaman dengan segala kemudahan yang ada.

Ternyata lari tak sesulit bayangan awal. Usia tak jadi alasan untuk bisa berlari dengan nyaman. Malahan, di sela “perlarian” rutin aku sering bertemu pelari berusia sangat lanjut tetap bergerak lincah dan nyaman. Maka, tak sanggup lagi karena alasan usia langsung runtuh dalam persepsiku. Ini anggapan salah yang sayangnya sudah lama aku simpan.

Kedua, aku dulu pernah menguasai sebuah keterampilan pemrograman komputer. Bahkan, banyak kegiatan profesional di masa laluku adalah di bidang ini. Memang aku sempat meninggalkan dunia pemrograman dengan alasan fokus dengan bisnis yang aku geluti dan memang tidak berhubungan dengan dunia pemrograman komputer lagi.

Sepertinya lebih dari 10 tahun aku meninggalkan dunia pemrograman dan begitu melihat perkembangan di masa sekarang, aduhai… ternyata perubahannya begitu banyak. Sampai pusing aku dibuatnya. Apa yang aku kuasai dulu cepat sekali menjadi kuno. Jika ingin mengikuti roda zaman, mau tak mau aku harus belajar lagi.

Awalnya sikap mentalku sama seperti awal hendak olah raga berlari tadi. “Ah, aku sudah terlalu tua mempelajari ini semua.” Berat rasanya karena otak tidak “seencer” dulu mencerna dan menguasai skill baru. Tapi aku beranikan diri untuk tidak menggunakan sikap mental itu.

Lalu aku coba pelajari dari awal semua yang sedang tren di masa sekarang. “Turun gunung” belajar lagi dari teori hingga implementasinya. Ternyata, mudah kok. Coba kalau aku tetap berada di sikap mental “tak sanggup lagi karena alasan usia” tadi, pastinya aku tak punya kesempatan untuk mempelajari hal baru.

Terakhir, ada perasaan yang begitu menggembirakan saat kita mempelajari hal baru. Dan aku ingin tetap merasakan itu hingga ruh dan jasad sudah berpisah nanti. Kegembiraan ini harus aku pelihara.

Photo by Cris Saur on Unsplash

TINGGALKAN BALASAN