Kenapa blog ini mendapat nama Sudut Lancip?
Sudut, sebagaimana engkau tau, ada banyak jenisnya. Di matematika geometris sudut-sudut itu mendapat berbagai definisi. Tapi bagiku, sudut itu sederhana saja. Hanya ada lancip dan tumpul. Lancip itu sudut yang sempit. Matematika membatasinya dari 0 derajat hingga 90 derajat. Tumpul mendapat batas 90 derajat sampai 180 derajat. Lah… sudut yang lain bagaimana? Tak usah pusing. Kita lupakan definisi matematisnya. Ambil lancip dan tumpul saja. Sudut di atas 180 derajat juga sejatinya akan kembali lagi menjadi lancip atau tumpul. Bahasa kerennya disebut sudut refleks.
Ukuran matematis, sudut lancip lebih kecil dibandingkan sudut tumpul. Tapi, sudut lancip lah yang paling aku kagumi. Bukan filosofi sempitnya. Melainkan dengan kelancipannya ia punya daya guna.
Lancip mencerminkan fokus. Untuk fokus kita perlu mempersempit ruang pandang agar tak terganggu kehadiran jelaga lain yang mengganggu. Memfokuskan tujuan berarti harus mempersempit alternatif lain yang tak perlu. Fokus, tertuju hanya pada satu tujuan.
Lancip juga mewakili makna menerima. Bayangkan tangan yang sedang dalam posisi menerima. Kita menyempitkan ruang tadah tadah tangan agar mampu menerima apa yang diberi. Buatku, sudut lancip menyiratkan keberterimaan. Menerima berbagai pandangan yang ada. Menerima baik dan buruk keadaan. Menerima semua kemungkinan yang terjadi. Sebaliknya, menolak kita wujudkan dengan sikap tangan yang membentuk sudut tumpul.
Sudut lancip adalah simbol ketajaman. Semakin kecil ukuran sudutnya, semakin tajam kesan yang muncul. Sebaliknya sudut tumpul, seperti namanya, mewakili ketumpulan.
Harapannya, semua makna baik dari sudut lancip ini menjadi semangat yang aku bawa melalui blog ini. Semoga.