Malam ini aku baru selesai menuntaskan bacaan yang sepertinya telah teronggok tiga tahun lebih di pertengahan buku. Buku yang mungkin cukup populer, biografi seorang pengusaha dari Inggris – Richard Branson. Di penutup bukunya Richard mengutip sebuah puisi yang cukup menggelitik benakku. Jadi aku tulis ulang saja di sini. Berhubung buku yang aku baca adalah terjemahan, maka kutipan puisinya juga yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.


JIKA

Rudyard Kipling
Jika kau mampu menegakkan kepala, ketika orang-orang 
di sekitarmu kehilangan segalanya dan saling menyalahkan.
Jika kau mampu meyakini dirimu, 
ketika semua orang meragukanmu.
Namun kau tetap mampu memahami keraguan mereka.
Jika kau bisa menunggu dan tidak lelah menunggu.
Atau dibohongi, namun tidak berbohong.
Atau dibenci, tapi tidak membenci.
Namun semua itu masih tidak terlalu baik, 
atau tidak terlalu bijaksana.
Jika kau dapat bermimpi, dan tidak ada yang memaksamu bermimpi.
Jika kamu dapat berpikir, dan tidak ada yang memaksamu untuk berpikir.
Jika kau dapat menerima kemenangan dan bencana
Dan menerima keduanya dengan cara yang sama.
Jika kau mampu mendengarkan kebenaran yang terucap oleh bibirmu.
Meski terhalang kemuslihatan yang menjerat si dungu.
Atau menyaksikan segala hal yang kita bangun hancur.
Namun memungutnya dan membangunnya kembali dengan alat yang usang.
Jika kau dapat menumpuk kemenangan.
Dan terus membumbung tinggi.
Lalu kalah dan memulai segalanya dari awal.
Dan tidak pernah mengungkit-ungkit kekalahan.
Jika kita dapat menguatkan hati, dan syaraf, dan otot daging.
Untuk membuatmu bertahan atas kekalahan.
Dan tetap bertahan, meski kau tak punya satu pun lagi.
Kecuali kehendak yang mengatakan “bertahanlah!”
Jika kau dapat berbicara di depan orang dan tetap menjaga martabat.
Atau berjalan dengan Raja, tanpa lupa sebagai orang biasa.
Jika tak seorang pun musuh dan teman bisa melukaimu.
Jika semua orang membantumu, tapi tidak terlalu banyak.
Jika kau bisa mengisi saat yang menyakitkan.
Dengan nilai enam puluh detik penentuan lari jarak jauh.
Milikmu adalah Bumi dan semua yang terkandung di dalamnya.
Dan lebih dari itu, kau kan menjadi seorang manusia, anakku!

BAGIKAN
Tulisan sebelumnyaMemetik Makna dari Penderitaan
Tulisan berikutnyaHarus Salah!

TINGGALKAN BALASAN