HIDUP itu seperti perahu. Meski kita memiliki kelengkapan fisik yang tak jauh beda dan mengonsumsi makanan yang sama, tetapi masing-masing kita hidup dengan jalan yang berbeda.

Meskipun kita berada di tempat yang berdekatan, tetap kita menempuh jalan hidup yang saling beda. Beda rezeki, beda proses, beda pengalaman, dan banyak perbedaan lainnya.

Hidup itu seperti perahu. Nahkodanya adalah kombinasi antara hati dan pikiran. Ada perahu yang terdiam saja meski seribu peluang lalu lalang di hadapannya. Ada pula perahu yang siap sedia tetapi saat peluang datang, mesinnya tak kunjung menyala.

Hidup itu seperti perahu. Berdiam dan berteduh adalah posisi paling nyaman bagi perahu dan nahkodanya, tetapi bukan itu alasan perahu diciptakan. Perancang dan pembuat perahu mengerahkan seluruh daya upayanya agar perahu-perahu itu tetap kuat meski saat badai dahsyat sekalipun.

TINGGALKAN BALASAN