• Home
  • Oceh
    • Cerita
    • Fiksi
  • Opini
    • Temu
  • Sejenak
  • Lifepreneur
  • Review
  • Hobi
pencarian
  • Home
  • About
  • Sudut Lancip
  • Ruang Tamu
  • Disclaimer
  • Arsip
Sign in
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Forgot your password? Get help
Password recovery
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
Sudut Lancip
  • Home
  • Oceh
    • Cerita
    • Fiksi
  • Opini
    • Temu
  • Sejenak
  • Lifepreneur
  • Review
  • Hobi
Beranda Label Super

Label: super

Sang Motivator

Irfan - 19 April 2012

bangirfan

Berlapang dada selagi bisa. Berlapang dada selagi bisa.
Banyak hal menarik di papan pengumuman ini. Banyak hal menarik di papan pengumuman ini.
Pagi selalu setia mengingatkan untuk Memberi seper Pagi selalu setia mengingatkan untuk
Memberi seperti matahari
Mencintai seperti matahari
Menepati seperti janji matahari
Melepas tanpa harap kembali

#phonephotography
Ketika hari telah meninggi tapi Bandung masih engg Ketika hari telah meninggi tapi Bandung masih enggan melepas selimut kabutnya. Ketika itu pula kuputuskan hari ini tepat untuk rebahan semata.

#fotolari #photography #phonephotography
HARUS SALAH! Polisi: Yang mulia, lelaki ini membu HARUS SALAH!

Polisi: Yang mulia, lelaki ini membunuh Tuti.

Hakim: Hm…, kalau begitu dia harus dihukum seberat-beratnya. Sudah pantas kita jatuhi hukuman mati. Tapi bagaimana cara dia melakukan itu?

Polisi: Sadis yang mulia. Dia memukul korban sampai tewas, lalu memutilasinya.

Hakim: Luar biasa penjahat ini. Saya benar-benar akan menjatuhkan hukuman mati untuknya.

Lauhar: Maaf yang mulia, saya sama sekali tidak melakukan itu. Saya bertemu Tuti dalam keadaan linglung di jalan, lalu saya beri makanan, pakaian, dan memberinya tumpangan berteduh. Banyak saksinya dan saya bisa menghadirkan para saksi.

Hakim: Tidak, kamu harus dihukum mati. Kamu memperparah kejahatanmu dengan bersikap sombong di sini. Sangat tidak pantas pelaku kejahatan bersikeras menyatakan dirinya orang baik!

Lauhar: Tapi yang mulia, saya berkata benar dan ada saksi yang bisa menguatkan pengakuan saya.

Hakim: Apa? Kau sudah membunuh Tuti, memisahkan bagian-bagian tubuhnya. Lalu sekarang berlagak tak berdosa? Sombong sekali engkau anak muda.

“Maaf yang mulia…” teriak dari kursi pengunjung sidang.

Hakim: Siapa… siapa yang berbicara itu?

Wanita Muda: Saya Tuti yang mulia.

Lauhar: Syukurlah…, lihatlah yang mulia, ini Tuti. Dia masih hidup. Saya tidak pernah membunuhnya kan?

Hakim: Hm… apakah benar ini Tuti yang Bapak Polisi maksud tadi?

Polisi: Benar yang mulia.

Tuti: Iya, saya Tuti yang dibahas dari tadi.

Hakim: Dia tidak membunuhmu. Lalu bagaimana dengan mutilasinya, apakah dia melakukannya?

Tuti: Tidak yang mulia. Dia tidak melakukannya. Sebaliknya, dia yang menolongku dan memberikanku makanan. Pakaian juga.

Lauhar: Anda dengar sendiri yang mulia. Saya tidak berbohong.

Hakim: Baik. Kamu terbebas dari tuduhan membunuh dan memutilasi. Tapi kamu tetap dihukum atas tuduhan ketiga. Kamu tetap dihukum mati karena kesombonganmu.

Dimodifikasi sedikit dari percakapan pembuka Buku Max Havelaar karya Multatuli (E. Douwes Dekker). Dialog ini diberi catatan: Drama yang tidak Dipublikasikan.
Senja di Batas Kota Senja di Batas Kota
Aroma Tanah Basah Setiap menghirup aroma tanah ba Aroma Tanah Basah

Setiap menghirup aroma tanah basah, ada perasaan damai dan rindu yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. 

Kenapa damai & kenapa jadi rindu? Mungkinkah karena jasad kita kelak akan bersenyawa dengan tanah basah?

#phonephotography #joggingphotography
Manusiaaaaaaa Banyak manusiaaaaa Tersesat, hmm... Manusiaaaaaaa
Banyak manusiaaaaa
Tersesat, hmm... banyak yang tersesat
Tak tau apakah tujuaaaann
Hidupnya oh... di dalam dunia

Sesungguhnya mereka itu buta
Tak melihat kebesaran Tuhannya
Sehingga maksiat dikira surga
Senanglah mereka melakukannya

...

by: Rhoma Irama

#goyangjempol
#aerialphotography
#drone
Aku selalu mengagumi pagi. #phonephotography #jo Aku selalu mengagumi pagi. 

#phonephotography #jogging
Betapapun indahnya yang seharusnya bisa kita panda Betapapun indahnya yang seharusnya bisa kita pandang, tapi bila jiwa telah kering sulit menikmati semua itu. Betapapun bergunung harta yang kita kumpulkan, bila sakit dan uzur, semua tak mendatangkan selera. Bersyukur selagi ada & selagi sempat.

#phonephotography #runningphotos 
#selfreminder
Load More... Follow on Instagram
My Strava Activity
  • kabutRun
    On 27 Maret 2021 06:56 went 6,68 km during 01:05:53 hours climbing 511,90 meters
  • Morning Run
    On 25 Maret 2021 05:49 went 4,83 km during 00:44:41 hours climbing 411,90 meters
  • Afternoon Ride
    On 24 Maret 2021 17:25 went 5,32 km during 00:28:46 hours climbing 67,00 meters
  • Morning Ride
    On 24 Maret 2021 07:44 went 6,33 km during 00:30:15 hours climbing 52,30 meters

PICKS EDITOR

POSTING POPULER

Sebutlah ini.. pornoaksi

26 Agustus 2008

Kena Tilang (lagi)

10 September 2008

Takut Hantu – Pertemuan dengan Sundel Bolong

28 Oktober 2008

KATEGORI POPULER

  • Cerita40
  • Opini31
  • Lifepreneur24
  • Oceh23
  • Sejenak9
  • Fiksi5
  • Hobi5
  • Review4
  • Temu2
TENTANG KITA
IKUTI KAMI
  • Home
  • Oceh
    • Cerita
    • Fiksi
  • Opini
    • Temu
  • Sejenak
  • Lifepreneur
  • Review
  • Hobi
© 2013 - Irfan Khosirun www.sudutlancip.com