Saat duduk di bangku kuliah, saya diperkenalkan dengan konsep iterasi dan ketelitian. Buat dosen yang pernah memberikan ilmu iterasi dan ketelitian itu saya haturkan terimakasih sebanyak gunung dan samudra. Meskipun dalam matakuliah Hitung Proyeksi Geodesi saya hanya dapat nilai D dan memang tak kunjung saya perbaiki. Jadilah dalam transkrip nilai, satu-satunya nilai D yang terbubuhkan dengan begitu gantengnya disana. Tapi dua hal ini sering saya jadikan bahan renungan dalam menjalani hidup.

Iterasi berkaitan dengan proses berulang menuju sebuah perbaikan. Tidak sama dengan rekursi, yang sekedar kegiatan/proses berulang. Sedangkan ketelitian berkaitan dengan sebuah kualitas. Dalam bahasa matematik, kualitas diekspresikan dengan ketelitian.

Proses iterasi yang berulang-ulang ini dilakukan untuk mencapai sebuah ketelitian. Itulah makna yang saya tangkap. Kita memang harus berusaha terus menerus, ulet dan tak berhenti hingga mencapai sebuah kualitas terbaik.

Bila gagal atau belum mencapai yang terbaik, maka kita iterasi lagi dengan perbaikan-perbaikan dari hasil evaluasi. Itulah makna dari ulet. Melangkah maju terus dengan perbaikan. Tak hengkang dari cobaan dan kegagalan.

Dalam melakukan iterasi kita membutuhkan sebuah pendekatan awal untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Begitu juga dalam hidup ini. Sebelum terjun untuk menjadi ulet, diperlukan analisa dan perencanaan awal. Agar usaha yang kita lakukan secara terus menerus itu dekat dengan hasil akhir.

Tapi tentu saja, manusia berencana, tetap berserah diri pada Tuhan. Sama halnya saat kuliah dulu, iterasi terus hitungan dengan rumus yang begitu panjangnya. Tapi tetap sang dosen yang memberi nilai. He..he…

2 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke f474r Batal balasan