ORANG-ORANG datang dan pergi. Apalagi dalam urusan bisnis, kedatangan dan kepergian partner  hampir menjadi keniscayaan.

Baru kerja beberapa bulan, karyawan sudah ajukan surat resign. Lagi semangat-semangatnya membangun bisnis, rekan seperjuangan hilang kabar bagai tertiup angin sore. Perlahan, syahdu, lalu hilang di gelapan.

Dibanding kehadiran, kepergian seringkali lebih menyakitkan. Meskipun pamit dengan cara baik-baik, perpisahan selalu membuat hati tak enak.

Aku pernah mendapat cerita dari seorang teman tentang betapa hebat teror yang dibangun mantan bosnya karena ia resign & beberapa saat kemudian bergabung ke perusahaan yang terhitung kompetitor tempat kerjanya yang lama. Sering mendapat sms makian, dihina dengan gesture tak sedap pandang saat ketemu, dan mengeluarkan ucapan pedas: “Kalau dulu saya tak bantu kamu, memangnya kamu bisa jadi apa ha?”

Dulu pun, setiap seseorang pamit pergi. Aku selalu dirundung sendu. Apa yang salah padaku? Kenapa dia pergi? Jangan-jangan aku tidak baik, jangan-jangan dia kecewa, dan puluhan jangan-jangan yang lain.

Mungkin juga aku terlalu berlebihan. Setiap orang punya hak dan kehendak. Pergi tak selalu bermakna negatif. Bisa saja dia sedang meniti tangga berikutnya untuk kebahagiannya sendiri.

Paulo Coelho pernah berujar,

“When someone leaves, it’s because someone else is about to arrive.”

Paulo lanjutkan:

“No one loses anyone, because no one owns anyone. That is the true experience of freedom: having the most important thing in the world without owning it.”

Ya…, kita tak perlu merasa kehilangan karena memang sejatinya memang tidak pernah memilikinya. Biarkan ia pergi dengan segala suka. Dunia masih begitu luas untuk kita  menjejakkan langkah masing-masing. Kadang memang perlu beriringan, kadang pula lebih baik berlain arah. Tapi itu tidak penting, yang terpenting justru melangkah dengan benar menuju jalan yang benar juga.

Aku, kamu, dan dia tidak pergi. Kita hanya melangkah dengan arah yang kita yakini benarnya. Maka, saling mendoakan saja agar kita sama-sama kuat.

***

Sumber foto: http://alcfezbook.com

BAGIKAN
Tulisan sebelumnyaDawai yang Sumbang
Tulisan berikutnyaKadal-kadalan UU Pilkadal

TINGGALKAN BALASAN